Sejarah
Perkembangan Panasonic Hingga Meredupnya
Panasonic
Corporation (パナソニック株式会社,
Panasonikku Kabushiki-gaisha) (TYO: 6752, NYSE: PC) adalah sebuah produsen
elektronik Jepang yang berbasis di Kadoma, Prefektur Osaka, Jepang.
Perusahaan
ini didirikan oleh Konosuke Matsushita pada 1918, dengan produk pertamanya
adalah soket lampu dupleks. Pada 1927, perusahaan ini memproduksi lampu sepeda,
produk pertama mereka yang dipasarkan dengan merek National. Sejak itu,
Matsushita telah menjadi produsen elektronik terbesar di Jepang dan
berkompetisi dengan Sony, Thomson, dan Philips.
Dengan
semangat nasionalisme untuk membuat sebuah alat komunikasi bagi bangsa
Indonesia, pada tahun 1954 Drs. H Thayeb Moh.Gobel mendirikan PT Transistor
Radio Manufacturing di Cawang, Jakarta yang merupakan pelopor dari Pabrik Radio
Transistor pertama di Indonesia dengan brand “Tjawang”.
Tahun
1957, Drs, Thayeb Moh Gobel menerima beasiswa Colomba Plan dimana dia
melanjutkan studi ke Jepang dan bertemu dengan Mr. Konosuke Matsushita, pendiri
dari Masushita Electric Indrustrial Co.Ltd. Hingga di tahun 1960 Drs. H. Thayeb
Moh.Gobel atas nama PT Transistor Radio Manufacturing menandatangi perjanjian
kerjasama " Technical Assistance Agreement" dengan Matsushita
Electric Industrial Co. Ltd, (Jepang).
Bisnis
pun semakin berkembang dan hingga akhirnya pada tanggal 27 Juli 1970
terbentuklah Joint Venture dengan Panasonic Corporation dibawah PT National
Gobel yaitu perusahaan penyedia peralatan rumah tangga.
Hingga
tahun 1991 didirikan PT National Panasonic Gobel yang merupakan satu satunya
agen retail NABEL dan MGBI dan PT Matsushita Kotobuki Electric Indonesia yang
mengekspor VCR, CD-ROM, dan TV.
Pada
tahun 2004, merek “National “ bertransformasi menjadi “Panasonic” dan nama
perusahaan juga berganti menjadi PT Panasonic Gobel Indonesia. Panasonic
menjadi salah satu merek terkenal di Indonesia. Berbagai macam produk elektronik
yang dijual meliputi digital AV, kesehatan dan kecantikan, komunikasi,
kehidupan pusat inovasi, peralatan rumah, AV profesional, dan solusi bisnis.
Sebagai
produsen semikonduktor, Matsushita merupakan salah satu dari 20 pemimpin
penjualan semikonduktor terbesar dunia.
Perkembangan Panasonic
Tahun 1957
Drs. Thayeb Moh.‘Gobel’ menerima beasiswa Colombo
Plan. Saat itu ia sedang melanjutkan studi di Jepang dimana ia bertemu dengan
Mr.Konosuke Matsushita, pendiri dari Matsushita Electric Industrial Co., Ltd.
Tahun 1960
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Teknikal antara
PT Transistor Radio Manufacturing dan Matsushita Electric Industrial Co.,
Ltd.(Jepang).
Tahun 1962
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Teknikal tersebut, PT
Transistor Radio Manufacturing memproduksi televisi tanpa warna pertama di
Indonesia, yang bertujuan untuk memungkinkan masyarakat
Indonesia menonton Asian
Games (Jakarta). Produk pertama diberikan kepada Ibu negara, Ibu
Fatmawati Soekarno.
Tahun 1970
Mendirikan PT National Gobel (Perangkat Elektronik
Rumah Tangga).
Tahun 1974
Mendirikan PT. Met Gobel, sebuah pabrik lokal yang
menunjang aktifitas perdagangan dan produk-produk impor dari Matsushita ke
Indonesia. Mereka mengimpor baik produk-produk elektronik kebutuhan konsumen
dan produk- produk elektronik kebutuhan kerja, seperti alat-alat elektronik
penyiaran dan pabrik, yang tidak diproduksi oleh PT. National Gobel.
Tahun 1979
Mendirikan Matsushita Gobel Education Foundation
(Yayasan Pendidikan). Misinya adalah untuk meningkatkan kecerdasan dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Tahun 1981
Drs. H.Thayeb Moh. ‘Gobel’ menerima
penghargaan Kun Santo Zuikosho dari Pemerintah Jepang atas usahanya untuk
membangun dan memelihara hubungan diplomatik bilateral antara Jepang dan
Indonesia dalam bidang sosial budaya, komunikasi, dan perdagangan.
Tahun 1985
Menerima penghargaan “Upakarti” dari Pemerintah
Indonesia atas usahanya menunjang wiraswastawan menengah kebawah.
Tahun 1987
Mendirikan PT Matsushita Gobel Battery Industry
(manggan, lithium, koin, senter).
Tahun 1990
Masa ini ditandai dengan perkuatan Matsushita Gobel
Group. Sejumlah banyak pabrik dan perusahaan retail didirikan.
Tahun 1991
PT National Panasonic Gobel (Satu-satunya agen retail
NABEL dan MGBI) PT Matsushita Kotobuki Electronic Indonesia (mengekspor VCR,
CD-ROM, dan TV).
Tahun 1992 – 1993
PT Batam Matsushita Battery (Batere NICAD) PT
Panasonic Gobel Electronics Components (komponen keramik, speaker, produk
induktif, dan produk-produk terkait lainnya) Bersama dengan Matsushita Electric
Works, Ltd. mendirikan PT Matsushita Gobel Electric Works Manufacturing
(fikstur pencahayaan, komponen, alat perkabelan). PT Matsushita Denko Gobel
(retail dan distribusi MABEL.
Tahun 1998
MEI mendirikan PT Matsushita Kotobuki Electronics Peripherals
Indonesia (MKPI) di Batam yang merakit produk-produk tambahan untuk komputer;
Memberikan kontribusi untuk kualitas dan profesionalisme Televisi Indonesia
dengan mengadakan Panasonic Awards sejak 1997; Bersama dengan Fakultas
Kesehatan Universitas Indonesia menyediakan pusat pelayanan kesehatan dan
fasilitas-fasilitas untuk masyarakat industri sekitar.
Tahun 2000
Perpanjangan hubungan kerjasama
Matsushita-Gobel dalam PT National Gobel; dan Bersama dengan Iwan Tirta
mendukung pelestarian Kerajinan Batik Tradisional; dan Memberikan sumbangsih
untuk pengembangan sumber daya manusia melalui Beasiswa Panasonic dan National
Gobel yang dibagi menjadi dua kategori: untuk mahasiswa S1 di Indonesia dan
mahasiswa S2/S3 di Jepang.
Tahun 2003
Kunio Nakamura, direktur MEI, menerima “Bintang Jasa
Pratama”, Keberhasilan Pemerintah Indonesia yang tertinggi untuk Industri
Swasta Jepang atas usahanya mengembangkan industri Indonesia.
TV &
produk digital
Viera, TV plasma dan TV LCD
Quintrix F, TV CRT
Lumix, kamera digital
AC
Envio, AC
sekaligus Air Purifier
aLowa+,
AC rendah watt
Super
Ionizer, AC Ionizer, Organix, AC yang mengandung ekstrak tumbuhan Wasabia
Japonica
Lemari Es
atau Kulkas
aLowa+, lemari es 1 pintu yang rendah watt
Safir, lemari es 2 pintu
Magic Top
Mesin
cuci
aLowa+, mesin cuci 2 tabung yang rendah watt
Eco Drive Inverter, mesin cuci 1 tabung dengan teknologi Inverter yang hemat
listrik.
Aquabeat, mesin cuci 1 tabung
mempertahankan
kebudayaan yang salah
Perusahaan Jepang terkenal dengan budaya harmoni dan
konsensus yang kental. Konsensus di sini adalah memutuskan apa pun sesuai
dengan kesepakatan orang banyak. Sebenarnya tak ada yang salah, namun ketika
apa pun dilakukan dengan berbasis kepada konsensus, maka banyak waktu produktif
yang habis terbuang.
Diambil dari berbagai narasumber, dikatakan jika perusahaan
Jepang bisa rapat berminggu-minggu hanya untuk memutuskan produk yang bakal
diluncurkan. Ketika selesai, mereka pun terbengong-bengong dengan produk-produk
kompetitor yang justru meluncurkan barang-barang yang satu level di atas mereka.
Era
seperti sekarang ini teknologi tengah berkembang sangat pesat. Tidak bisa
membuang-buang waktu hanya untuk memutuskan satu atau dua hal. Lantaran tetap
mempertahankan hal-hal seperti ini, perusahaan Jepang pun jarang melakukan
inovasi
bolavita
BalasHapusAgen Bolavita - Sportbook - Casino - Togel - SabungAyam - Poker - Bola Tangkas
1. agenpialadunia2018-blog.logdown.com